-->

Jumat, 09 Desember 2016

Terkait Keberadaan Taman Mangrove Warga Diimbau Tak Khawatir


Ketua Fraksi Golkar DPRD Bontang, H Nursalam meminta warga di Perumahan Bukit Sekatup Damai (BSD) tak perlu khawatir dengan kehadiran Taman Wisata Mangrove (TWM). Pasalnya, taman tersebut justru menambah objek wisata dan multiplier effect yang menyebabkan tumbuhnya perekonomian di wilayah tersebut.

“Misalnya jalan tembus Lhoktuan dari kilometer 6 yang sempat ditentang, kini warganya makmur karena banyaknya pelaku usaha di jalan tersebut. Malah, perkembangan ekonominya kini menjadi lebih baik,” tuturnya saat menghubungi media ini

Seperti diketahui, sejumlah keluhan di sampaikan warga BSD terkait dengan minimnya fasilitas di TWM, sehingga dirasa menganggu lingkungan setempat. Salah satu contohnya adalah tidak tersedianya lahan parkir. Sehingga para pengunjung memarkir kendaraan di badan jalan yang bisa mengganggu kenyamanan warga. Kemudian bila jalan tersebut dibuka, dikhawtirkan lalu lintas membahayakan warga.

“Untuk soal lahan parkir, pengelola sudah menyediakan kantong parkir, tinggal tunggu realisasinya saja bila jalan tembus tersebut bisa dijebol. Kemudian bila jalan dibuka lalu lintas membahayakan, saya rasa tidak akan sampai membahayakan warga,” jelasnya.

Dia tetap mendukung keberadaan TWM tersebut. Sebab selain menjadi objek wisata, tempat itu juga dapat menjadi teman edukasi bagi pengunjung.

“Intinya warga tak perlu terlalu khawatir dan kami mendukung keberadaan obyek wisata itu, karena wisata mangrove termasuk salah satu pencanagan pemerintah menjadi destinasi wisata di Bontang,” ujarnya.


Di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD) Bontang, sudah tertuang mengenai pengembangan wisata, dan program Green City. Sehingga keberadaan TWM ini merupakan salah satu yang mendukung terwujudnya hal tersebut.

“Warga BSD yang menolak dan PT KIE sebagai pemilik lahan diharapkan mendukung program pemerintah, salah satunya TWM ini menjadi salah satu destinasi wisata, dan bisa menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Bontang,“ tutupnya.

Diwartakan sebelumnya, sejumlah warga BSD menolak membuka jalan untuk pengunjung TMW. “Saya yakin mayoritas warga BSD menolak penggunaan akses jalan untuk TWM. Karena sudah banyak keluhan yang muncul, mulai kenyamanan hingga keamanan,” beber Sidarta diamini Kenang Suntoro, M Ridwan, dan Damaji yang ketiganya tinggal di Jalan Bromo.

Dampak sosial lain yang saat ini juga dirasakan warga, banyaknya anak-anak muda pengunjung TWM mengumbar asmara saat boncengan sepeda motor. Padahal, banyak anak-anak yang tinggal di BSD.

“Dampak sosial ini yang sangat mahal harganya dan tidak bisa dinilai dengan apapun,” ucap Sidarta.

Nasrullah, warga Jalan Gunung Kawi menambahkan, bukan hanya TWM, tetapi tempat wisata Pondok Pesisir yang bersebelahan dengan TWM seharusnya juga tak boleh lagi menggunakan akses jalan BSD.

“Karena saya punya pengalaman beberapa bulan lalu, kedua anak saya ditabrak pemuda yang mengendari sepeda motor. Setelah saya interogasi, pemuda itu baru berkunjung dari Pondok Pesisir. Dia mengendari motornya dengan laju dan tidak punya sopan santun,” bebernya. (*/ver)
Sumber : Bontang Post

Previous
Next Post »