-->

Jumat, 09 Oktober 2015

Kenapa orang berjodoh biasanya ada kemiripan? Ini penjelasan ilmiahnya


Kamu mirip sama pacarmu? Pasti deh, banyak orang yang bilang, "Wah, kalian berjodoh!". Sering banget kan, denger orang-orang pada bilang seperti itu?

Ternyata orang berjodoh itu mirip bukan isapan jempol belaka. Dilansir brilio.net dari The New York Times, Jumat (2/10), sebuah penelitian sekitar tahun 1987-an melaporkan bahwa pasangan mulanya merasa tidak mengalami kemiripan khusus satu sama lain. Tapi setelah 25 tahun menikah, kemiripan mulai terlihat walaupun terlihat samar. Selain itu, penelitian yang sama juga menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat kemiripan wajah, semakin bahagialah pasangan tersebut.

Nah, peningkatan kemiripan wajah ini merupakan hasil dari saling berbagi emosi selama beberapa dekade, seperti yang disampaikan oleh Robert Zajonc, seorang psikolog di University of Michigan, Amerika Serikat, yang sekaligus melakukan penelitian tersebut.

Dalam studi tersebut, orang diberi foto hitam-putih dari wajah random, kemudian diinstruksikan untuk mencocokkan antara pria dan wanita yang paling mirip. Dua puluh empat foto-foto itu terdiri dari pasangan yang baru saja menikah, sementara dua puluh empat lainnya adalah foto-foto pasangan yang sudah 25 tahun menikah, sebagian besar diambil pada waktu peringatan perayaan pernikahan perak mereka. Semua pasangan ini tinggal di Michigan dan Wisconsin (keduanya di Amerika Serikat) dan berusia 50 dan 60 tahun pada foto kedua (usia pernikahan 25 tahun).

Studi bersangkutan menemukan bahwa pasangan muda hanya menunjukkan kesamaan satu sama lain pada satu kesempatan, namun ahli menemukan kemiripan yang pasti di antara pasangan yang telah menikah seperempat abad. Kemiripan itu terlihat dari kerutan dan kontur wajah yang samar namun tetap dapat terlihat, pada pasangan yang telah lama menikah.

Lebih lanjut, Zajonc dan rekan penelitiannya menyatakan bahwa faktor-faktor seperti diet yang sama, dapat berkontribusi dalam kemiripan pasangan. Semisal hasil diet pasangan itu memengaruhi jaringan lemak. Nah, bukti seperti ini ditemukan lebih tampak pada pasangan yang lebih tua usia pernikahannya daripada yang lebih muda.

Zajonc juga menyatakan bahwa orang sering secara tidak sadar meniru ekspresi wajah pasangan mereka dalam urusan empati dan bahwa selama bertahun-tahun mereka berbagai ekspresi yang sama dengan wajah yang sama. Dia menduga bahwa berbagi ekspresi wajah dapat mengidentifikasi emosi karena otot-otot wajah memainkan peran mengatur aliran darah ke otak.

Nah, dari sini otak akan melepaskan bahan kimia yang terkait dengan emosi tersebut. Misalnya, saat kamu tersenyum pada pasangan, otot-otot wajah kalian akan berperan mengalirkan darah ke otak, dan otak akan melepaskan neurotransmiter terkait rasa gembira atau semangat. Nah, saat pasangan kamu menirukan senyumanmu, dia juga bisa merasakan emosi yang sama seperti kamu. Jadi, di sini akan terjalin saling memahami satu sama lain antara pasangan.

Sayangnya, temuan Zajonc dan rekan sempat dibantah oleh psikolog dari University of California Medical School, San Francisco, Amerika Serikat.

"Pengalaman hidup pasangan selama bertahun-tahun bisa saja dapat mengubah otot dan kerutan pola wajah, yang menyebabkan kemiripan semakin meningkat. Akan tetapi tidak ada alasan untuk percaya bahwa itu ada kaitannya dengan aliran darah ke otak," ujar pria yang ahli dalam bidang otot yang terkait dengan ekspresi emosional. Pengalaman Ekman sendiri sudah mengidentifikasi konfigurasi khusus lebih dari 100 otot wajah yang membentuk setiap ekspresi emosional.

Pendapat Ekman didukung oleh Louis D'Alecy, profesor fisiologi dan operasi di University of Michigan, Amerika Serikat, yang berkata, "Memang aliran darah di wajah dapat memengaruhi suhu dan darah di otak, tapi sulit dijelaskan bagaimana hal ini akan memengaruhi aktivitas bahan kimia di otak."

Namun begitu, Zajonc berkukuh pada pendapatnya bahwa kemiripan wajah pasangan dipengaruhi otot wajah dan aliran darah ke otak. Hanya saja ditambah pendapatnya bahwa kemiripan itu ditopang oleh kondisi emosional yang sama di antara pasangan tersebut, yang diperkuat dengan efek kedekatan.

Nah, kalau dilihat dari sisi psikologis, orang memang cenderung merasa klik dengan orang lain yang terasa familier dengan diri mereka sendiri.

"Ketika kamu melihat wajah orang yang terlihat seperti wajahmu, kamu cenderung percaya lebih dan berpikir bahwa dia bisa kooperatif," kata Tony Little, peneliti di bidang psikologi dari University of Stirling, Skotlandia. Hayo ngaku, kamu sama pacarmu pasti merasa mirip satu sama lain, kan?

Atau bisa jadi kamu memilih pacar dengan kriteria X karena selama ini hidup dikelilingi pria atau wanita seperti kriteria itu. Ini akibat dari kamu familier dengan kriteria tersebut.

Jadi, percaya atau tidak orang berjodoh mirip, itu kembali ke kamu ya guys. Namun perlu diingat, kemiripan di sini bukan sekadar wajah, lho, bisa jadi aspek lain. Jadi, jangan buru-buru putus sama pasangan kalau ternyata nggak mirip wajahnya sama kamu. Yang penting kan, kalian saling cinta, melengkapi, dan menyokong keberhasilan satu sama lain, kan? Selamat merajut tali kasih dan bahagia selalu dengan pasanganmu ya!
via: brilio.net

Previous
Next Post »