-->

Senin, 03 Oktober 2016

#SaveBerasBasah : Pasca Migas, Bontang Harusnya Bisa Jadi Kota Wisata

#SaveBerasBasah : Pasca Migas, Bontang Harusnya Bisa Jadi Kota Wisata
Menjadi kota yang ditopang oleh sektor pariwisata, harusnya Bontang bisa menjadi kota wisata. Terbukti, dengan terbukanya peluang pariwisata baik dalam bentuk wisata bahari, kuliner, industri, budaya, hingga wisata pendidikan. Potensi ini pun dianggap mampu menjadi solusi dalam menyikapi masa ketika minyak dan gas telah berhenti berproduksi.

“Bisa dibilang, Bontang ini sudah lengkap untuk bisa dijadikan kota berbasis pariwisata. Karena semua ada. Mulai dari wisata bahari, kuliner, industri, budaya, sampai pendidikan,” jelas Jayadi Pulung, Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bontang ditemui Klikbontang.com.

Kendati demikian, untuk bisa membangun kota berbasis pariwisata, maka Bontang harus memiliki satu sektor wisata yang dianggap unggul. Dan dia menilai, potensi terbesar ada pada sektor pariwisata bahari.

Ia menjelaskan, potensi wisata bahari tersebut dapat dilihat dari total 450 kilometer per segi luas wilayah kota Bontang, sisi darat hanya seluas 15 ribu kilometer, sedang sisanya adalah lautan. Peluang itu pun akan mampu menghasilkan keuntungan besar, ketika daerah ini ingin menjadikan pengembangan sektor tersebut sebagai prioritas.

“Saat ini, tergantung apakah kita mau serius menggarap itu semua. Karena, salah satu potensi Bontang pasca migas itu adalah pariwisata. Kenapa? karena, migas itu akan habis, sedang pariwisata tidak ada habisnya, asal dijaga dan dikembangkan,” tuturnya.
Ketika pilihan itu ingin dijalankan, maka pemkot harus siap dengan ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) serta peningkatan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Dengan berkembangnya sektor pariwisata bahari, ia pun optimistis akan berdampak positif terhadap sektor wisata lain, yang dapat menambah kaya menu destinasi wisata lokal.

Misalnya dalam potensi wisata industri. Kata dia, bisa dikembangkan dengan cara menjalin kerjasama dengan perusahaan di daerah, yakni Badak LNG dan PT Pupuk Kaltim serta anak perusahaannya, agar bisa menjadikan area pabrik sebagai objek wisata industri. Lalu ditarik retribusi dari tiket masuk yang dibayarkan para wisatawan.

Cara lain, dengan menempatkan perangkat pabrik di Bontang ke dalam sebuah gedung budaya. Lalu akan menjadi museum industri yang bisa menghasilkan rupiah dari tiket masuk kunjungan. “Di gedung khusus ini, selain bisa jadi objek kunjungan yang menghasilkan, juga bisa dinikmati anak-cucu kita, ketika dua pabrik raksasa ini tidak lagi operasi,” ucapnya.

Peluang lain dimiliki oleh wisata pendidikan. Ia menjelaskan, Kota Bontang telah terbukti mampu menjadi salah satu kota dengan kualitas pendidikan terbaik. Dengan keberadaan SMKN 1 Bontang, adalah salah satu dari dua SMK jurusan kimia di Indonesia.

“SMKN yang ada jurusan kimianya itu ada di Bontang dengan Bandung saja di Indonesia. Belum lagi dengan keberadaan SMA Vidatra, YPK dan sekolah unggulan lain di Bontang,” ulasnya.


Dengan potensi tersebut, kata dia, Bontang bisa menjadi sasaran wisata pendidikan dari luar daerah. Entah dengan cara studi, atau pun menempuh pendidikan dengan cara menetap. Demikian halnya dengan potensi wisata kuliner, hingga budaya yang ada di Kota Bontang. Ia optimistis, akan mampu menjadikan kota pemilik motto Kota Taman ini tetap hidup usai migas habis.

“Dari potensi-potensi itu, kita akan mampu menghasilkan uang di kota sendiri. Tingginya jumlah kunjungan juga akan meningkatkan perputaran uang di daerah, yang akan memberikan dampak positif pada kesejahteraan masyarakat Bontang,” tutupnya. (*)
sumber : klik bontang

Previous
Next Post »