-->

Selasa, 04 Oktober 2016

Kenapa Google menduga semuanya 'bersih karena Ahok'?

Google menduga “berasbasah bersih karena Ahok”.

Setidaknya itulah yang disarankan mesin pencari itu ketika saya mengetik “berasbasah bersih karena Foke” di kolom pencarian.


Sejumlah netizen (Senin 03/10) menemukan bahwa setiap kali mengetik “bersih karena Foke” di Google, mesin pencari itu secara otomatis akan menyarankan “mungkin maksud Anda bersih karena Ahok”.

Hal ini terasa seperti lelucon di tengah ramainya meme yang mengolok-olok pernyataan calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bahwa sungai di Jakarta menjadi lebih bersih bukan karena jasa Gubernur DKI Basuki Tjahaja Poernama, alias Ahok, melainkan pendahulunya, Fauzi Bowo, alias Foke.

Ini bermula dari pernyataan sang gubernur kepada wartawan ketika dimintai tanggapan soal pernyataan Anies.

"Sebenarnya Pak Anies kalau mau lebih rajin, kamu cari di Google aja. Orang kirim ke saya, kan iseng gitu ya, 'Sungai di Jakarta bersih karena Foke', langsung keluar ditulis, 'You mean sungai bersih karena Ahok'. Itu Google gitu lho, ha-ha-ha," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (03/10).

Tapi ternyata tak hanya “sungai”, fitur auto-suggestion Google menduga semua kata pencarian yang diikuti “bersih karena foke” sebenarnya bermaksud “bersih karena Ahok”.

Sejumlah netizen pendukung Ahok pun memanfaatkan ini sebagai lelucon untuk menyindir Anies Baswedan, namun tak sedikit yang menjadikannya hiburan semata, dengan memasukkan kata-kata lain yang lebih aneh.

Beberapa netizen menduga kalau saran Google tersebut adalah bagian dari strategi tim sukses Ahok.

“Nyobain ginian ternyata seru haha canggih lah IT-nya Om Ahok, mungkin nanti bisa difilter lagi ya keyword-nya,” tulis Yunie Nurhayati di Path.

“Bener2 ini Google kebangeten, masa ngebajerin (buzzer –red.) Ahok sampe segitunya,” kata Vian Latreia (@VianLatreia) di Twitter.

Santi (@Sidebio) berkelakar, “Google udah dibeli Ahok!” cuitnya.

Netizen lain berpendapat ‘strategi’ ini malah menjadi bumerang bagi sang calon gubernur petahana.

“Selain Pak ahok mengklaim semua yang bersih gara-gara dia, eh ternyata Pak Ahok pun mengklaim semua yang tidak bersih karena dia juga,” tulis akun Facebook Muhammad Irfan Hilmy Yusuf.

“Kalau aja ini perbuatan para buzzer (penebar pengaruh) dan akun bot di sosmed jelas ini sebuah blunder (kesalahan besar).”
Murni machine learning

Lalu mengapa ini bisa terjadi? Apakah Google yang mempengaruhi sistem pencari ini?

Products Communications Lead Google Indonesia Putri Silalahi mengatakan kepada BBC Indonesia, saran pencarian tersebut bisa muncul karena banyak tulisan di internet mengaitkan kata “bersih karena” dengan “ahok”.

Putri menjelaskan, ketika pengguna memasukkan kata kunci ke kolom pencari, Google akan mendatangi sejumlah situs web di internet secara sistematis – apakah itu blog, berita, atau situs – dan membentuk indeks.

Kemudian, mesin pencari itu mendata konten yang paling banyak ditulis dan diklik pengguna. Kedua faktor ini menentukan relevansi.

“Dalam kasus Ahok, misalnya, saat orang mengetik “ahok sungai bersih”, algoritme google belajar bahwa tulisan di internet tentang “sungai bersih” sering dikaitkan dengan “ahok”. Kemudian dia menduga‘mungkin maksud Anda sungai bersih karena ahok’.

“Itu hasil fitur auto-suggestion yang dirancang agar orang bisa mencari informasi lebih cepat dan lebih baik,” kata Putri.

Ia menambahkan bahwa fitur tersebut bersifat dinamis. Jadi mungkin dalam beberapa tahun ke depan, setelah pembicaraan kita di internet berubah, Google tak lagi mengaitkan kata “bersih karena” dengan “ahok”.

Putri menegaskan bahwa algoritme Google tidak dikurasi secara manual, namun “murni machine learning dan dia tidak memprioritaskan satu kata kunci dibanding yang lain".

Namun pengamat teknologi informasi Ruby Alamsyah tak menutup kemungkinan bahwa fitur auto-suggestion di Google dapat dipengaruhi dengan teknik optimisasi mesin pencari, search engine optimisation (SEO).

“Seperti hasil pencarian Google yang seakan bisa diatur dengan teknik SEO, Google auto-suggestion ini juga demikian,” kata Ruby.

Salah satu teknik SEO itu, Ruby menjelaskan, ialah memilih kata kunci yang sedang ramai lalu memperbanyak artikel, dokumen, dan pencarian orang terkait kata kunci tersebut – sehingga Google ‘belajar’ bahwa kata itulah yang banyak dicari orang.

“Itu baik jasanya, maupun alatnya, bisa dibeli. Tools SEO atau data SEO tersebar luas,” kata Ruby.

Ruby juga berpendapat pembicaraan di media sosial juga “sangat dimungkinkan” mempengaruhi saran Google. “Karena media sosial termasuk situs tujuan crawling (perambahan) oleh mesin Google.”

Tim pemenangan Ahok, dan Ahok sendiri, kepada media telah membantah bahwa mereka ada kaitannya dengan itu. “Enggak (iklan). Gila. Duit dari mana tuh?,” kata Ahok.

Previous
Next Post »