-->

Kamis, 08 Oktober 2015

Ternyata Makan Pisang dengan Kulitnya Menjadi Trends

Makan pisang dengan mengupas kulitnya tampaknya kini sudah dianggap sebagai sesuatu yang mainstream. Cara terbaru yang kini sedang jadi tren adalah apa yang dulu cuma dianggap kekonyolan di dalam film kartun. Yakni makan pisang dengan kulitnya.

Bukan hanya untuk lucu-lucuan, para penganut makan pisang dengan kulitnya ini yakin kulit pisang punya manfaat kesehatan.

Padahal menurut para ahli gizi sesuatu yang memang mengandung nutrisi belum tentu bisa diserap oleh tubuh. Anehnya ada banyak pula orang yang mengkampanyekan kebiasaan baru ini.

Jika membuka internet akan dengan mudah kita temukan artikel tentang bagaimana kulit pisang bisa membuat kita luar biasa sehat, pesan jangan lupa makan kulitnya. Bahkan ada juga yang menjabarkan komposisi kandungan nutrisi kulit pisang.

Kulit pisang disebutkan bisa menyembuhkan insomnia dan depresi, menurunkan kadar kolesterol, menyehatkan jantung dan bermanfaat untuk kesehatan mata.

Masalahnya kemudian, seperti dikutip Today, tak ada penelitian ilmiah yang mendukung klaim tersebut.

“Manusia selalu mencari-cari makanan yang ajaib dan magis,” kata David Levitsky, profesor bidang nutrisi dan psikologi di Cornell University.

“Hal ini mengandung ide bahkan akar kebahagiaan ada pada makanan. Makanan memang penting, tapi tak ada jawaban ajaib yang menjawab semua pertanyaan.”

Ahli nutrisi mengatakan meski memang ada nutrisi menarik dalam kulit pisang, kandungannya sangat kecil dan lebih penting lagi, tak ada penelitian yang menunjukkan tubuh kita bisa menyerapnya dengan baik pula.

“Meski ada nutrisi di dalamnya bukan berarti Anda bisa memanfaatkannya,” kata Levitsky menjelaskan.

Belum lagi persoalan cita rasa. “Kulit pisang bagaimanapun tidak enak,” kata Leslie Bonci, konsultan nutrisi dan pemilik Active Eating Advice. “Rasanya sepat dan sangat sulit dikunyah.”

Ada lagi masalah ketebalan kulit pisang. Jika Anda ingin menghancurkannya untuk smoothie, Anda harus menggunakan mesin dengan kecepatan tinggi, kata Bonci.

Bahkan ahli buah pisang dari seluruh duniapun tak sepakat dengan tren ini. “Saya telah mempelajari pisang selama hampir 15 tahun, saya telah melakukan perjalanan ke banyak benua di mana pisang bisa tumbuh, dan tak satupun masyarakat yang saya lihat makan pisang dengan kulitnya,” kata Dan Koeppel penulis buku Banana: The Fate of the Fruit That Changed the World.

“Silakan saja dan coba cari di google kata ‘monyet makan pisang’ dan Anda akan menemukan sebagian besar monyetpun akan mengupas pisang sebelum memakannya. Jika monyet cukup pintar untuk menemukan hal ini, semestinya kita bisa lebih pintar lagi,” kata Koeppel.

Lalu apa sebenarnya hikmah dalam kebiasaan makan pisang dengan kulitnya? Menurut Bonci: mengurangi produk sisa makanan.

Tentu saja jika Anda orang yang sadar akan kelestarian lingkungan, Anda mungkin ingin mengurangi produk sisa dari pisang dengan mengurangi sampah dari kulit pisang. Namun itu bisa dilakukan dengan menjadikan kulit pisang sebagai pupuk kompos.

“Pisang sangat bisa dijadikan kompos,” kata Koepple. “Kulit pisang akan langsung membusuk dalam beberapa hari.”

“Jika Anda begitu ingin tahunya tentang rasa kulit pisang dalam smoothie Anda, mungkin tidak akan membahayakan kesehatan Anda,” kata Levitsky. “Satu-satunya bahaya yang saya lihat adalah kandungan pestisida yang mungkin terakumulasi di permukaan kulitnya.”

Jadi Levitsky sangat menekankan jika Anda ingin mencoba, bersihkan dulu dengan saksama kulit pisang dengan mencucinya berulang kali. Tapi jangan berharap dengan mencuci Anda akan mendapatkan rasa yang lebih enak.

“Jika Anda bisa menyukai rasa kulit semangka, mungkin Anda juga bisa menyukai kulit pisang,” kata Levitsky.

Atau mungkin kita bisa menunggu ada produsen yang membuat ektrak kulit pisang seperti kulit manggis yang pernah jadi tren di Indonesia?
Sumber : CNN Indonesia

Previous
Next Post »