Telah kita ketahui bahwasanya zina adalah perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah SWT. Di mana perbuatan itu akan membuat seseorang terlena melakukan hal yang tidak semestinya dilakukan sebelum adanya ikatan yang halal. Namun, perkara ini sangat sulit dihindarkan, terutama di era yang modern ini. Sebab, banyak sekali media yang menggoyahkan keimanan seseorang untuk masuk ke dalam lubang kenistaan.
Padahal, salah satu larangan Allah ini merupakan pintu keselamatan bagi diri kita sendiri, baik itu di dunia maupun di akhirat. Jika kita mampu meninggalkan perbuatan keji itu, maka Allah telah memberikan kebahagiaan yang tak terkira, jika dibandingkan dengan kenikmatan sementara dari perbuatan zina. Inilah yang dirasakan oleh salah seorang laki-laki pada masa Umar bin Khaththab.
Yahya bin Ayyub berkata, “Dahulu di Madinah ada seorang pemuda yang membuat Umar bin Khaththab kagum. (Kisahnya): Pada suatu malam pemuda ini berjalan pulang (ke rumah) setelah shalat Isya. Tiba-tiba, tampak seorang wanita menghadang di hadapannya. Wanita itu menawarkan dirinya. Sang pemuda itu pun tergoda oleh si wanita.
Lalu, wanita itu pun berlalu, dan si pemuda mengikutinya, sampai akhirnya ia berada di depan pintu rumah wanita itu. Tiba-tiba ia merasakan getaran dalam hatinya (karena takut kepada Allah). Dan ia teringat firman Allah SWT, ‘Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya,’ (QS. Al-A’raf: 201).
Kemudian si pemuda itu jatuh pingsan. Si wanita memperhatikannya, ternyata pemudai itu tampak seperti orang yang sudak mati. Dia beserta seorang pembantu perempuannya berusaha menggotongnya (ke rumah pemuda itu) sampai ke depan pintu rumahnya.
Padahal, salah satu larangan Allah ini merupakan pintu keselamatan bagi diri kita sendiri, baik itu di dunia maupun di akhirat. Jika kita mampu meninggalkan perbuatan keji itu, maka Allah telah memberikan kebahagiaan yang tak terkira, jika dibandingkan dengan kenikmatan sementara dari perbuatan zina. Inilah yang dirasakan oleh salah seorang laki-laki pada masa Umar bin Khaththab.
Yahya bin Ayyub berkata, “Dahulu di Madinah ada seorang pemuda yang membuat Umar bin Khaththab kagum. (Kisahnya): Pada suatu malam pemuda ini berjalan pulang (ke rumah) setelah shalat Isya. Tiba-tiba, tampak seorang wanita menghadang di hadapannya. Wanita itu menawarkan dirinya. Sang pemuda itu pun tergoda oleh si wanita.
Lalu, wanita itu pun berlalu, dan si pemuda mengikutinya, sampai akhirnya ia berada di depan pintu rumah wanita itu. Tiba-tiba ia merasakan getaran dalam hatinya (karena takut kepada Allah). Dan ia teringat firman Allah SWT, ‘Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya,’ (QS. Al-A’raf: 201).
Kemudian si pemuda itu jatuh pingsan. Si wanita memperhatikannya, ternyata pemudai itu tampak seperti orang yang sudak mati. Dia beserta seorang pembantu perempuannya berusaha menggotongnya (ke rumah pemuda itu) sampai ke depan pintu rumahnya.
Lalu, keluarlah ayah di pemuda, dan ia melihat anaknya tergeletak di depan pintu dalam kondisi seperti itu. Lalu, ia mengangkat dan memasukannya (ke dalam rumah). Kemudian si pemuda siuman, lalu sang ayah bertanya, ‘Apa yang telah menimpamu, hai anakku?’ Pemuda itu tidak memberitahu ayahnya. Namun, ayahnya terus menerus bertanya, hingga akhirnya ia memberitahu ayahnya.
Saat ia kembali membacakan ayat (yang terlintas dalam ingatannya), tiba-tiba ia menarik nafas panjang. Dan bersamaan dengan itu keluarlah ruhnya (meninggal).
Ketika Umar bin Khaththab RA mendengar cerita ini, ia berkata, ‘Mengapa kalian tidak memberitahuku tentang kematiannya?’ Lalu, Umar pergi menuju kuburannya, sambil berdiri ia berkata, ‘Hai Fulan ‘dan orang yang takut saat menghadap Rabbnya, akan mendapat dua surga,’ (QS. Ar-Rahman: 46).
Tiba-tiba Umar mendengar suara dari dalam kubur itu, ‘Allah telah memberikan itu kepadaku, hai Umar,’ (Raudhah al-Muhibbin, hal. 479-780).
Kisah ini juga diriwayatkan dengan versi lain, yaitu bahwa ada seorang pemuda pada masa Umar bin Khaththab RA yang selalu berada di masjid dan beribadah. Lalu, ada seorang wanita yang jatuh cinta kepadanya, dan si pemuda ini pun menginginkan di wanita itu. Tetapi akhirnya ia ingat dan sadar.
Tiba-tiba ia merasa sesak nafas kemudian pingsan. Lalu datanglah pamannya, maka pamannya membawa tersebut ke rumahnya. Manakala ia telah siuman, ia berkata, ‘Hai paman, pergilah kepada Umar bin Khaththab, sampaikan salamku padanya, dan tanyakan kepadanya, apakah balasan untuk orang yang takut saat menghadap Tuhannya?’
Maka, disampaikanlah pesan tersebut kepada Umar. Lalu, Umar datang untuk menjenguknya, namun ia sudah meninggal. Lalu, Umar berkata, ‘Kau akan mendapatkan dua surga’,” (Raudhan al-Muhibbin, hal. 481-482). []
Sumber: Kisah-kisah Nyata/Karya: Ibrahim bin Abdullah al-Hazimi/Penerbit: Darul Haq, Jakarta
Saat ia kembali membacakan ayat (yang terlintas dalam ingatannya), tiba-tiba ia menarik nafas panjang. Dan bersamaan dengan itu keluarlah ruhnya (meninggal).
Ketika Umar bin Khaththab RA mendengar cerita ini, ia berkata, ‘Mengapa kalian tidak memberitahuku tentang kematiannya?’ Lalu, Umar pergi menuju kuburannya, sambil berdiri ia berkata, ‘Hai Fulan ‘dan orang yang takut saat menghadap Rabbnya, akan mendapat dua surga,’ (QS. Ar-Rahman: 46).
Tiba-tiba Umar mendengar suara dari dalam kubur itu, ‘Allah telah memberikan itu kepadaku, hai Umar,’ (Raudhah al-Muhibbin, hal. 479-780).
Kisah ini juga diriwayatkan dengan versi lain, yaitu bahwa ada seorang pemuda pada masa Umar bin Khaththab RA yang selalu berada di masjid dan beribadah. Lalu, ada seorang wanita yang jatuh cinta kepadanya, dan si pemuda ini pun menginginkan di wanita itu. Tetapi akhirnya ia ingat dan sadar.
Tiba-tiba ia merasa sesak nafas kemudian pingsan. Lalu datanglah pamannya, maka pamannya membawa tersebut ke rumahnya. Manakala ia telah siuman, ia berkata, ‘Hai paman, pergilah kepada Umar bin Khaththab, sampaikan salamku padanya, dan tanyakan kepadanya, apakah balasan untuk orang yang takut saat menghadap Tuhannya?’
Maka, disampaikanlah pesan tersebut kepada Umar. Lalu, Umar datang untuk menjenguknya, namun ia sudah meninggal. Lalu, Umar berkata, ‘Kau akan mendapatkan dua surga’,” (Raudhan al-Muhibbin, hal. 481-482). []
Sumber: Kisah-kisah Nyata/Karya: Ibrahim bin Abdullah al-Hazimi/Penerbit: Darul Haq, Jakarta