Kanker payudara masih menjadi monster yang menakutkan bagi perempuan.
Di antara banyak pengobatan yang hadir untuk mencegahnya, sebuah penelitian di UC Berkeley dan Lawrence Berkeley National Laboratory mengungkapkan bahwa meremas atau memijat payudara dapat mencegah kanker.
Mengapa bisa demikian?
Gautham Venugopalan, salah satu ilmuwan terlibat dalam penelitian tersebut, mengatakan, “Tekanan fisik dapat mempengaruhi tubuh. Ketika kita mengangkat beban, otot kita menjadi lebih besar. Gaya gravitasi sangat penting untuk menjaga tulang kita kuat. Di sini kami menunjukkan bahwa tekanan fisik dapat memainkan peran dalam pertumbuhan sel kanker.”
Dalam penelitian tersebut, para ilmuwan juga memasukkan sel kanker payudara ganas pada silikon.
Mereka kemudian mencoba menekan dan meremas silikon berisi sel kanker ganas.
Setelah beberapa lama, sel kanker yang mendapatkan tekanan fisik mulai tumbuh secara normal dan tidak ganas.
Mereka pun menjelaskan bahwa kegiatan meremas dan memijat payudara mungkin tak bisa dikembangkan menjadi bentuk terapi.
Meski begitu, penemuan ini memberikan petunjuk baru untuk melacak molekul dan struktur sel yang bisa dijadikan target terapi.
Pria Tergila-gila
Satu di antara bagian tubuh wanita yang mengundang perhatian pria kepada wanita adalah payudara.
Bahkan, dalam suatu penelitian, pria cenderung menatap payudara dan pinggang lebih lama ketimbang wajah pada pandangan pertama ataupun ketika berbicara kepada lawan bicara yang berlawanan jenis kelamin.
Mengapa pria sangat tertarik dengan payudara wanita?
Apakah karena faktor pergaulan yang kelewat vulgar?
Apakah karena budaya?
Atau dikarenakan tidak lain adalah panggilan alamiah yang termuncul dari pria?
Berikut penjelasannya:
Dalam bukunya yang berjudul The Chemistry Between Us: Love, Sex, and the Science of Attraction, Larry Young dan Brian Alexander mencoba menggali alasan-alasan di balik kekaguman pria terhadap payudara wanita.
Mereka mengatakan bahwa ketertarikan tersebut muncul karena pengaruh hormon yang dilepaskan saat menyusui ketika para pria masih bayi.
Ketika seorang wanita melahirkan, bayi akan terlibat dalam beberapa manipulasi yang cukup rumit pada payudara ibunya.
Proses ini mampu mengirimkan sinyal di sepanjang saraf dan otak serta memicu pelepasan hormon oksitosin di hipotalamus otak.
Oksitosin ini pada akhirnya dapat merangsang otot-otot halus pada payudara wanita untuk mengeluarkan ASI yang dipersiapkan untuk bayi.
Hormon tersebut diketahui dapat membentuk ikatan yang kuat antara ibu dan bayi. Oksitosin juga bertanggung jawab dalam menciptakan dorongan evolusioner untuk membangun ikatan kuat dengan lawan jenis.
Meski demikian, Young mengungkapkan bahwa obsesi pria terhadap payudara tetap merupakan sesuatu yang ganjil.
“Pria adalah satu-satunya mamalia jantan yang terpesona oleh payudara dalam konteks seksual," ujarnya. “Sedangkan wanita adalah satu-satunya mamalia betina yang payudaranya membesar saat pubertas.”
Dalam kata lain, kekaguman pria pada payudara wanita merupakan hal yang timbul secara alamiah dan proses biologis yang sudah berakar di dalam otak pria.(klikdokter/ Tribun Makassar)